Pameran Buku; Destinasi Wisata dan Pameran Peradaban

Poster Lomba Blog Pameran Buku Bandung 2014

Poster Lomba Blog Pameran Buku Bandung 2014

Ada banyak pameran yang digelar di sepanjang waktu. Apalagi di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan lain-lainnya. Hampir dipastikan, gelaran pameran senantiasa ada. Mulai dari produk otomotif, alat-alat berat, elektronik, mainan anak, lego dan sebagainya.

Bagi masyarakat di Jakarta, pameran bertajuk Jakarta Fair selalu menjadi perhatian tersendiri dan merupakan daya tarik yang sulit dicari tandingannya. Apalagi di pameran yang biasanya digelar di kawasan Kemayoran ini, ada tiket masuk yang harus dibayar bagi siapa yang hendak berkunjung.

Sayangnya, pameran buku masih menjadi even yang belum begitu diminati pengunjung. Meskipun, akhir-akhir ini, ketika pameran buku dikemas dengan banyak kegiatan yang edukatif dan menghibur, pengunjung semakin bertambah.

Ada banyak pameran buku yang digelar di banyak kota. Di Jakarta sendiri, ada Islamic Book Fair, Indonesia Book Fair dan Jakarta Book Fair. Inilah tiga even pameran yang rutin digelar saban tahunnya di Ibu Kota.

Lainnya, ada banyak even pameran buku yang sering digelar oleh jaringan penerbit. Biasanya dilakukan oleh penerbit-penerbit skala nasional di jaringan toko dan media promosinya. Seperti Gramedia, Gema Insani Press, Tarbawi Press, Penerbit Mizan, Indiva Media Kreasi, Grup Diva Press, Grup Tiga Serangkai, dan lain sebagainya.

Seiring berjalannya kemajuan, akhir-akhir ini sudah banyak pula pameran buku dengan banyak diskon yang diselenggarakan secara online. Misalnya yang dilakukan oleh penerbit Pro-U Media beberapa waktu lalu dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan.

Mulanya, yang paling digandrungi oleh para pecinta buku (sengaja tidak menyebut kutu buku, :D) adalah diskon yang pasti diberikan di sepanjang even pameran. Misalnya, dalam Islamic Book Fair yang semakin membludak pengunjungnya, diskon diberikan pada kisaran 20%  sd 70%. Di hari terakhir pameran, ada banyak obral buku yang biasanya dimanfaatkan oleh penerbit untuk cuci gudang.

Diskon, bagi pecinta buku tak ubahnya oase di tengah sahara :D. Apalagi bagi kalangan menengah ke bawah yang harus menulis daftar buku yang diminati sebelum berbelanja. Sebab memang, ada banyak kebutuhan mendesak lain, di samping harga buku yang tidak bisa dikatakan murah. Sebut saja misalnya tafsir al-Azhar tulisan HAMKA yang dibagi dalam 9 jilid, dipatok dengan harga jual di atas Rp 2.000.000,-. Belum lagi buku-buku rujukan lainnya. 😀

Bagi mereka yang disiplin, jika misalnya mengagendakan sebulan satu buku saja, hal itu mestinya tidak memberatkan. Atau, menganggarkan Rp 50.000,- setiap bulan untuk membeli buku. Rasa-rasanya, hal itu amatlah ringan. Apalagi, bagi kalangan tersebut, biasanya belanja pulsa dan komunikasi lainnya, ada yang sudah di atas angka Rp 100.000,- perbulannya.

Jika sebulan Rp 50.000,- untuk buku, bisa didapat sekitar 2 buku tipis yang sekarang banyak dibandrol di angka Rp 25.000,- per buku. Jika diakumulasikan dalam setahun, maka ada angka Rp 600.000,- pertahun. Dimana angka itu bisa digunakan untuk membeli buku-buku rujukan atau buku bacaan biasa yang dibutuhkan oleh seseorang, sesuai kecenderungan dan spesialisainya.

Ada lagi kalangan yang boleh dibilang ‘cerdas’ dalam mengumpulkan buku. Bahkan secara gratis. Yaitu dengan menulis resensi dan bekerjasama dengan berbagai penerbit yang memang well connected dengan peresensi. Penerbit-penerbit ‘cerdas’ ini, amat piawai dalam menarik hati para peresensi. Peresensi difasilitasi dengan buku gratis, dan ditawari fee jika resensi yang ditulis dimuat di media cetak skala nasional maupun daerah.

Nah, selain diskon, ada banyak faktor yang bisa digunakan untuk menarik hati masyarakat sehingga mengunjungi pameran buku. Khususnya mereka yang masih buta dengan buku serta manfaatnya, atau kalangan anak-anak dan remaja yang kudu diedukasi dengan sesuatu yang menarik, bukan menggurui.

Inilah yang kemudian dilakukan oleh panitia Islamic Book Fair dalam setiap evennya. Mereka menyediakan tempat khusus bagi anak-anak untuk bermain. Sehingga, anak-anak itu bisa dengan mudah dirayu. Sebab memang, dunia anak-anak adalah dunia bermain.

Selain itu, di Islamic Book Fair juga menyediakan pameran baju muslim/ah dan asesorisnya lainnya. Ini merupakan daya tarik tersendiri. Sebab, kaum hawa memang selalu tertarik untuk membeli pakaian. Mereka memang identik dengan gaya dan mode. 😀

Selain itu, kegiatan talk show juga amat penting. Baik yang diisi oleh penulis, tokoh nasional, politkus, cendekiawan dan seterusnya. Hal ini pula yang dilakukan oleh panitia Islamic Book Fair dalam menarik para pengunjung hingga kegiatan itu menjadi salah satu pameran buku paling besar di Asia Tenggara.

Diundangnya tokoh seperti Yusuf Mansyur, KH Arifin Ilham, Dr M Syafi’i Antonio, Prof Nasaruddin Umar, Anis Matta, Oki Setiana Dewi, M Fauzil Adhim, Salim A Fillah,  Fellix Siauw, dimana masing-masing mereka memiliki pasarnya penggemar yang berbeda, merupakan langkah amat efektif untuk mengundang banyak pengunjung dalam pameran tersebut.

Peluncuran Buku Gelombang Ketiga Indonesia, Anis Matta di IBF 2014

Peluncuran Buku Gelombang Ketiga Indonesia, Anis Matta di IBF 2014

Pagi pengunjung, disediakannya banyak even menarik dalam pameran, semacam menyilakan pengunjung untuk minum susu sambil menyelam. Apalagi di zaman serba cepat ini, banyak pengunjung yang merasa kekurangan waktu sehingga banyak menjamak aktivitas dalam satu waktu.

Sehingga, amat menyenangkan jika dalam sekali jalan ke pameran buku; pengunjung bisa mengajak anaknya bermain, bisa mengajak istrinya berbelanja di pameran pakaian, semakin menambah ilmu melalui talk show dengan penulis atau tokoh nasional, sekaligus berburu diskon buku yang disediakan.

Bagi penyelenggara, even semacam ini menuntut mereka untuk menyediakan tempat yang representatif, sekaligus merupakan peluang bisnis yang amat menggiurkan. Apalagi dengan banyaknya cabang acara dan materi pameran, panitia bisa mengundang sebanyak mungkin sponsor acara.

Selain itu semua, diadakannya perlombaan di sepanjang pameran juga membuat kegiatan semakin semarak dan menarik. Seperti Lomba Blog yag diadakan oleh IKAPI Jabar bekerjasama dengan Syaamil Quran dalam Pameran Buku Bandung 2014 ini, atau lomba lain seperti mewarnai dan menggambar bagi anak-anak, lomba membaca, lomba nasyid dan sebagainya.

Lengkapnya sebuah pameran buku, adalah kenikmatan taktergantikan bagi pecinta buku. Kenikmatan itu bertambah dengan dihadirkannya kantin dan fasilitas ibadah di sekitar pameran. Alhasil, semua aspek; fisik, fikir dan ruhani; bisa terpenuhi dengan sempurna. Sehingga, selain sebagai pameran peradaban, pameran buku juga bisa menjadi destinasi wiasata bagi masyarakat di negeri ini.

Dengan buku, jayalah negeriku, jayalah!