Writerpreneur

Dok. Bambang Trim (FB)

Dok. Bambang Trim (FB)

Judul                           : 5W+1H Writerpreneur: Cerdas dan Cergas Berbisnis Tulisan

Penulis                         : Bambang Trim

Penerbit                       : Trim Komunikata – Cimahi

Tebal                           : 126 Hal

Cetakan                       : I, Februari 2014

ISBN                           : 978-602-14371-6-2

Di negeri ini, profesi Penulis masih dipandang sebelah mata. Bahkan, banyak kalangan yang mengecilkan potensi profesi ini. Padahal, andai mau melihat lebih jernih berdasarkan fakta yang ada, amat banyak penulis (dalam maupun luar negeri) yang berhasil meraih kehidupan mapan dari profesi ini.

Tanyalah kepada Habiburrahman el-Shirazy, berapa total pemasukan yang dikantonginya dari Ayat-ayat Cinta, serial Ketika Cinta Bertasbih dan buku-buku lainnya? Gabungkan dengan honor menjadi pembicara di berbagai tempat juga film dan sinetron yang diaptasi dari buku-bukunya ini.

Atau, coba gali dari sosok Andrea Hirata yang berhasil meledakkan tetralogi Laskar Pelangi di kancah perbukuan nasional dan internasional? Kemudian karyanya berlanjut menjadi layar lebar dan sempat menjadi film dengan penonton terbanyak di negeri ini.

Bincanglah pula dengan Salim A. Fillah yang selalu menelurkan karya cerdas-berkualitas tinggi. Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan sejak pertama kali diterbitkan masih hangat diperbincangkan sampai sekarang. Tahun 2012-an, ketika kami membeli buku ini, sudah tertera tulisan: cetakan ke 27.

Anggap saja, Salim mendapakan royalti 10% dari penulisan buku ini, atau sekitar Rp 3.000,- per buku (bisa lebih besar, bisa pula lebih kecil). Dalam sekali cetak, penerbit biasanya mencetak sebanyak 5000 eksemplar. Artinya, penulis mendapatan royalti sekitar Rp 15.000.000,- maka, pada cetakan ke 27, honor yang diterima sekitar Rp 405.000.000,-

Ini belum menghitung royalti buku Gue Never Die yang sudah tidak cetak lagi, Agar Bidadari Cemburu Padamu, Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim, Jalan Cinta Para Pejuang, Dalam Dekapan Ukhuwah, Bahagianya Merayakan Cinta yang dicetak dalam dua versi (hard cover dan soft cover), juga dalam bahasa Melayu (diterbitkan di Malaysia), Menyimak Kicau merajut Makna, dan Menikah memuliakan Sunnah. Royalti dua buku terakhir ini diinfaqkan untuk rakyat Palestina yang menjadi korban perang.

Buku terbaru penulis kelahiran Kota Gudeg ini, yang diberi tajuk Lapis-lapis Keberkahan, sudah dinanti dan diimpikan serta siap diserbu oleh pembaca setianya. Padahal, bukunya belum usai ditulis dan masih terus diolah oleh pihak penerbit.

Mungkin, ada di antara kita yang menyeletuk, “Mereka penulis hebat, karyanya best seller, wajar jika mendapatkan royalti luar biasa banyaknya. Sementara penulis lain, bernasib memilukan. Bahkan, ada yang honornya diembat oleh pihak penerbit.”

Sebab semua tulisan tak sertamerta menjadi best seller itulah, Bambang Trim berupaya menyajikan sebuah sudut pandang baru terkait dunia tulis-menulis ini. Sosok yang sudah malang melintang di dunia perbukuan naisonal ini membeberkan kiatnya secara blak-blakan.

Secara sederhana, buku ini menguak rahasia yang selama ini banyak disembunyikan oleh penulis-penulis keren lainnya. Bambang Trim, dengan lugas dan penuh percaya diri menceritakan bagaimana supaya seseorang bisa menjadi kaya dengan menulis. Dijelaskan dengan konsep 5W+1H menjadikan buku ini semakin layak untuk dinikmati dan diketahui bagaimana memulainya.

Secara sederhana, writerpreneur diartikan sebagai sebuah profesi yang bisa “menyulap” kertas seharga 30 ribu menjadi buku senilai 30 juta atau 3 Milyar rupiah (h. 21). Writerpreneur sendiri memiliki delapan model. Meliputi Ghost Wrriter, Literacy Agent, Publicist, Book Packager, Publishing Service, Self Publisher dan Publisher. (Bab 02)

Selain Bambang Trim, ada banyak nama yang bisa digolongkan ke dalam writerpreneur. Diantaranya adalah Aisyah Halimatussadiah pengelola KutuKutuBuku.com dan jasa self publishing di NulisBuku.com, Gol A. Gong pendiri Rumah Dunia, Jonru yang mengelola publishing service Dapur Buku, Sofie Beatrix pengelola Asa Media, Tasaro GK yang berbisnis tulisan melalui literary agent Antitesa dan juga mengelola PAUD berbasis literasi di Jatinangor, dan banyak lagi nama lainnya.

Siapa saja bisa menjadi writerpreneur. Sebab untuk menjalani profesi ini, seseorang tak harus memiliki modal yang banyak. Hanya butuh ide dan alat tullis untuk mencurahkannya. Asyiknya lagi, mereka bisa mengerjakan bisnis ini di mana saja dan kapan saja. Sehingga, tak perlu kantor dan waktu khusus untuk mengerjakannya.

Sebagaimana bisnis lainnya, seorang writerpreneur juga sangat perlu mengenal pasar yang harus dimasukinya. Sebab akan menjadi percuma kemampuan dan fasilitas yang memadai jika tak diiringi dengan kemampuan mengenal, mencari dan menciptakan pasarnya.

Pangsa pasar bisa dibagi menjadi dua garis besar; individu dan organisasi. Dari pasar individu ada 4 pasar yang bisa dibidik. Yakni para Profesional, Selebritas, Pejabat Publik dan Rohaniawan. Sedangkan dari pasar organisasi, seorang writerpreneur bisa memasuki pasar Lembaga Bisnis/Industru, Lembaga Pemerintahan dan Lembaga Pendidikan (h.73)

Masing-masing pasar diklasifikaskan menjadi tiga jenis usaha. Yakni penulisan yang meliputi penulisan bayangan dan pendampingan, penyuntingan yang meliputi penyuntingan ringan dan penyuntingan penuh, dan pemberian konsultasi meliputi pelatihan, penyusunan dan penyeliaan. (h. 74)

Terakhir, yang diperlukan oleh seorang writerpreneur adalah bagaimana memulainya. Bagian ini merupakan bagian utama setelah empat konsep sebelumnya dikuasai dengan baik. Bahwa menulis merupakan ketrampilan langka yang tidak dimiliki oleh semua orang. Bahkan, ada banyak pemuka agama maupun akademisi dengan titel berjubel, ternyata tak piawai dalam menggoreskan kata dalam tulisan.

Maka, yang terpenting dalam hal ini adalah seberapa besar dan gigihnya seorang penulis dalam belajar dan mengembangkan kemampuan menulisnya. Baik dengan belajar mandiri melalui banyak membaca, mengikuti pelatihan, belajar langsung kepada ahlinya, dan seterusnya.

Secara sederhana, bagaimana memulai menjadi writerpreneur disingkat dalam rumus C.E.P.A.T yang meliputi 5 bagian. Catat Ide, Eksplorasi dengan Data dan Fakta, Polakan tulisan dengan outline ‘”maya” atau outline tertulis dalam bentuk mind maps atau matriks, Abaikan Gangguan dan Tancap Gas sebelum usai dan tidak menyunting sambil menulis. (h. 111-112)

Setelah menyeksamai sajian dalam buku yang langsung saya beli dan ditandatangani oleh penulisnya ini, saya mendapat pencerahan bahwa Penulis bukanlah profesi recehan. Jika diseriusi, writerpreneur ini akan menjadi sebuah alternatif yang amat menjanjikan.

Dimuat di: Bersama Dakwah