7 Rahasia Pengundang Pertolongan Allah

Bersama Dakwah

Bersama Dakwah

Judul                           : 7 Rahasia Pengundang Pertolongan Allah

Penulis                         : Fadlan Al-Ikhwani

Penerbit                       : ProYou – Yogyakarta

Tebal                           : 184 Halaman ; 14×20 cm

Cetakan                       : I, 2012

ISBN                           : 978-602-8940-14-6

Manusia adalah makhluk yang lemah. Allah Mahakuat dan Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan bagi seorang manusia kecuali karena Allah berkehendak. Sebab lemahnya itu, maka manusia teramat berhajat akan pertolongan dari Allah Yang Maha Menolong. Pertolongan Allah kepada seorang hamba adalah pangkal kemudahan dan kesuksesan. Sebaliknya, ketiadaan pertolongan Allah adalah pangkal musibah dan keterjerumusan.

Allah Maha Menolong. Pertolongan-Nya bisa dipanggil dan diundang dengan cara atau amal yang telah ditentukan-Nya. Sebab Dia Maha Mengurusi seluruh makhluk-Nya. Dia memenuhi seluruh kebutuhan hamba-Nya.

Sedikitnya, ada tujuh amalan yang bisa mengundang Pertolongan Allah. Tujuh amalan ini telah digaransi oleh al-Qur’an dan dibuktikan kemujarabannya oleh para Nabi dan Rasul panutan umat ini. Semuanya bisa dipraktekan sehingga pertolongan itu benar-benar mewujud dalam kehidupan seorang hamba.

Zikir dan doa adalah amalan pertama yang bisa mengundang Pertolongan-Nya. Keduanya bisa berasal dari al-Qur’an maupun sunnah Rasul-Nya. Zikir adalah sarana untuk mengingat Allah. Dengannya, Allah akan mengingat hamba yang berzikir itu. Kemudian namanya disebut-sebut dalam majlis malaikat di sisi-Nya. Doa merupakan senjata utama orang mukmin, pencegah datangnya musibah, mengubah takdir buruk, menenangkan hati, mengunduh pahala dan aneka keutamaan lainnya.

Amalan kedua adalah melazimkan istighfar. Sebagaimana difahami, istighfar merupakan sarana meminta ampun kepada Allah atas kesalahan dan dosa yang dilakukan seorang hamba. Siapa yang melazimkan istighfar, maka akan diberikan kepadanya rezeki yang melimpah ruah-tiada habisnya. Amalan ini merupakan solusi atas setiap masalah yang ada. Melazimkan istighfar juga bisa membuat seseorang terhidar dari dosa lisan. Melazimkan berarti menghiasi diri dengannya sepanjang waktu. Di pagi, siang, sore, malam dan sepanjang hari. Ketika berbaring, duduk, berdiri, berjalan dan di setiap aktivitas.

Selanjutnya adalah sabar dan shalat. Dua hal ini telah digaransi langsung oleh Allah melalui firman-Nya dalam surah al-Baqarah. Siapa yang sabar, maka Allah bersamanya. Siapa yang mendirikan shalat, maka dia membersihkan dirinya dari dosa. Dia juga menghubungkan dirinya yang lemah kepada Allah Yang Mahakuat. Shalat adalah mi’rojnya orang beriman.

Kedua amalan ini berat dilakukan, kecuali bagi orang yang khusyu’. Yakni orang yang yakin akan pertemuan dengan Rabbnya dan meyakini bahwa dia akan kembali kepada-Nya.

Amalan keempat yang bisa mengundang pertolongan Allah adalah dengan menolong agama-Nya. Siapa yang menolong agama-Nya, maka Dia akan menolong dan meneguhkan pijakannya. Amalan ini erat kaitannya dengan berjuang di segala lini. Khususnya jihad fi sabilillah. Siapa yang berjuang kemudian mati dalam keadaan syahid, maka surga menjadi jaminan baginya.

Selain amalan-amalan langit itu, pertolongan Allah juga bisa diundang dengan cara peduli kepada sesama. Baik kepada keluarga, sahabat, masyarakat, kaum miskin yang membutuhkan atau yang memang memiliki hak atas diri seorang hamba.

Mereka yang peduli kepada sesama akan mendapat pahala ganda di dunia dan akhirat. Di dunia berupa kemudahan hidup, mendapat pertolongan balasan dari sesama, dan dimuliakan oleh sesama sebab akhlak dan kemanfaatannya. Sedangkan di akhirat, setiap amalnya akan diganjari dengan pahala terbaik.

Dua amalan terakhir yang bisa mengundang pertolongan Allah adalah memelihara takwa dan tawakkal kepada Allah. Takwa bisa menjadi sebab diberikannya jalan keluar dari Allah atas setiap persoalan. Sedangkan tawakkal membuat seseorang dicukupi kebutuhannya oleh Allah Sang Mahakuasa.

Di dalam buku ini, ketujuh rahasia mengundang pertolongan Allah dikupas tuntas dengan dalil yang kuat dari al-Qur’an, disempurnakan dengan apa yang ada dalam sunnah Nabi. Di akhir buku juga disebutkan tentang bukti pertolongan Allah melalui kisah. Dilanjutkan dengan sepuluh cara yang bisa ditempuh untuk mempercepat datangnya pertolongan Allah. Selamat membaca dan mengundang Pertolongan-Nya.

Dimuat di: Bersama Dakwah

Pentingnya Kedekatan dengan Allah dalam Berbisnis

novimadiun.blogspot.com

novimadiun.blogspot.com

Dalam menjalankan sebuah bisnis, sekecil apapun -pun ketika kita baru merintisnya. Maka satu hal yang harus kita miliki setelah ilmu berbisnis itu sendiri adalah kedekatan dengan Allah.

Mengapa harus dekat dengan Allah? Karena kita adalah muslim yang mukmin. Sehingga dekatnya kita dengan Allah merupakan sebentuk ibadah batin yang harus disertakan sebagai apapun kita di dunia ini. Hal ini tentulah tidak berlaku bagi orang kafir. Karena bagi mereka, dunia adalah segalanya. Sedangkan bagi mukmin, dunia hanyalah tempat berbekal. Sedangkan tempat abadinya adalah akhirat.

Lantas, apa pentingnya kedekatan dengan Allah terkait bisnis yang kita jalani? Atau bisnis yang baru kita rintis? Atau bisnis yang baru kita niatkan?

Setidaknya ada dua alasan utama.

Pertama, kedekatan dengan Allah itulah yang akan membuat bisnis kita berkah. Orang-orang sering menyebutnya dengan sukses. Tentu, hal ini erat kaitannya dengan kebermanfaatan. Baik untuk pelaku bisnis, keluarga juga umat di sekitar pebisnis. Sehingga, kedekatan dengan Allah ini seperti jalan tol tanpa macet yang membuat bisnis kita berjalan lancar tanpa hambatan yang berarti.

Sayangnya, alasan pertama ini tidak berlaku dalam setiap kondisi, tidak dirasakan oleh semua orang. Adakalanya, mereka yang dekat dengan Allah sekalipun, akan mengalami kegagalan dalam bisnisnya. Ingat, kegagalan yang dimaksud adalah gagal dalam kaca mata manusia lainnya, bukan dalam Pandangan Allah Subhanahu Wa Ta’alaa.

Maka, jika ini yang terjadi, alasan kedua adalah jawaban kenapa kita harus dekat dengan Allah ketika berbisnis.

Karena, kedekatan dengan Allah akan membuat pebisnis selalu optimis, rajin melakukan muhasabah dan inovasi terhadap langkah-langkah yang telah ia lakukan.

Kedekatan dengan Allah ini pula yang bisa mencegah dari keterpurukan ketika bisnis yang ia jalani stagnan ataupun mengalami penurunan hingga bangkrut. Ketika ini terjadi pada pebisnis muslim yang mukmin, maka yang terjadi hanyalah sabar. Bahwa Allah, tidaklah mungkin menyia-nyiakan apa yang telah dilakukan. Bahwa Allah, tidak hanya menilai hasil, melainkan juga proses.

Jika hal kedua yang terjadi, maka mencontoh Nabiyullah Ayyub ‘Alaihis Salam adalah jalan terbaik yang tidak bisa ditawar. Sabar tanpa batas. Sabar adanya di awal dan pahit rasanya. Tapi ingat, sabar tak bertepi, hanya akan melahirkan kemanisan, senyum keberhasilan di akhir cerita.

Akhirnya, selamat mendekatkan diri kepada Allah, apapun bisnis yang kita jalankan. Dan, sebaik-baik bisnis adalah ketika kita menjual diri kepada Allah dan Allah menukar kita dengan SurgaNya. Subhanallahi wal Hamdulillahi wa Laa Ilaaha Illallahu Wallahu Akbar Walillahil Hamd.

BRB Bonus

Kenapa Enggan Berderma di Jalan Allah?

predictionscoreofeuro2012.blogspot.com

predictionscoreofeuro2012.blogspot.com

Lalu, kenapa kita enggan mengeluarkan harta di jalan Allah? Untuk kepentingan sesama? Padahal sebelumnya, harta itu bukan milik kita, lalu ALlah memberikannya kepada kita, bukan untuk dimiliki, hanya dititipi.

Amatlah naif mereka yang menahan sesuatu yang bukan haknya. Sungguh! Harta harta itu adalah milik Allah, meskipun adanya di dompet, kantong atau kartu atm kita.

Manfaatkanlah ia di jalanNya, dengan sukarela atau Allah akan kembali mengambilnya. ( Pirman )

Kembali Kepada Allah

@lentera-abadi1.jpg

@lentera-abadi1.jpg

Negeri ini tengah berada dalam titik nadir sebuah peradaban. Hal ini terlihat dari rusaknya moral sebagian besar penduduknya. Mulai dari rakyat hingga pejabat.  Mulai rakyat jelata yang harus meregang nyawa lantaran diamuk masa, seorang kakek yang mencabuli beberapa anak kecil karena menuruti nafsu bejatnya, para pejabat berdasi yang rajin korupsi, berita perselingkuhan artis yang menjamur, hingga aneka aksi anarkis aparat yang mengatasnamakan penegakan hukum.

Oleh karena akutnya masalah tersebut, perlu adanya kesadaran dari tiap individu untuk melakukan instropeksi diri. Berkaca lebih dalam, bahwa kesalahan tiap individu sekecil apapun, berdampak pula terhadap kerusakan massal yang tengah terjadi di negeri ini. Instropeksi ini harus berujung pada taubat nasional oleh seluruh komponen bangsa agar kebangkitan bukan sekedar wacana.

Taubat berarti kembali kepada Allah setelah seorang hamba menjauh. Baik secara sadar ataupun tidak. Taubat terdiri dari tiga langkah. Menyesali perbuatan dosa, komitmen untuk tidak mengulangi kesalahan dan beramal shalih seoptimal mungkin untuk menebus kesalahan. Jika kesalahan yang dilakukan terkait dengan orang lain, maka diwajibkan pula meminta maaf dan mengembalikan hak-hak orang yang didholimi.

Sayangnya, kata taubat sering disalahmaknai. Taubat hanya dimaklumatkan kepada mereka yang telah lama bergelimang dosa. Padahal, taubat diperintahkan kepada orang beriman, “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung (QS an Nuur [24]:31). “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,” (QS at-Tahriim [66]:8).

Satu Aksi Banyak Solusi

Salah satu ciri khas perintah Allah adalah aspek imbalan yang selalu dijanjikan di awal dan tidak mungkin diingkari. Barangsiapa yang menjadikan taubat sebagai jalan keluar atas masalah yang menimpa, Allah akan memberikan kepada orang tersebut beragam imbalan. Baik di dunia ataupun di akhirat.

Pertama, dihapuskan kesalahan-kesalahannya. Sebagai manusia yang tidak lepas dari kesalahan dan dosa, dihapuskannya kesalahan dan dosa oleh Sang Maha adalah nikmat yang tidak mungkin ditukar dengan apapun.

Dalam konteks individu dan kebangsaan, taubat adalah jalan pintas yang Allah berikan untuk menghapus dosa dan kesalahan hambaNa. “Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS Furqon [25]:70). Dalam ayat lain, Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu,” (QS at-Tahriim [66]:8).

Taubat, iman dan amal shalih adalah paket yang tidak bisa dipisahkan jika penghapusan kesalahan dan dosa yang diiinginkan. Tentu, dengan taubat yang benar sehingga tidak terjerumus berulangkali dalam lubang yang sama.

Kedua, diberi rejeki tanpa batas. Disadari atau tidak, rejeki erat kaitannya dengan kadar keimanan. Taubat adalah salah satu pintu pembuka rejeki bagi orang beriman. Logika sederhananya adalah ketika ada anak yang sholih, maka orang tua dengan mudah memberikan semua yang diminta anak tersebut. Begitupun ketika anak tersebut nakal, maka orang tua akan mencari berjuta dalih untuk tidak menuruti permohonan sang anak.

Dan (dia berkata): “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa” (QS Huud [11]:52).

Taubat yang berbentuk istghfar merupakan salah satu sebab turunnya hujan. Air hujan dimanfaatkan oleh tumbuh-tumbuhan dan hewan untuk berkembang biak secara optimal. Sehingga kedua makhluk tersebut menghasilkan limpahan rejeki untuk dimanfaatkan umat manusia. Dalam surah lain juga ditegaskan bahwa taubat bisa membuat seseorang diberi anak yang bisa memberatkan bumi dengan kalimat tauhid.

Allah juga berjanji, “Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan (QS Huud [11]:3).

Sedangkan Sang Rasul junjungan menegaskan, “Barangsiapa memperbanyak istighfar (taubat) maka Allah akan membebaskannya dari kedukaan dan memberinya jalan keluar bagi kesempitannya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak diduga-duga.” (HR. Abu Dawud)

Ketiga, alat tukar untuk ‘membeli’ surga. Surga dijelaskan sebagai tempat kenikmatan yang dijanjikan atau diwariskan. Dalam sebuah hadits juga disebutkan bahwa seorang mukmin masuk surga lantaran rahmat Allah, bukan sekedar karena amalnya.

Taubat merupakan salah satu tiket yang bisa digunakan untuk ‘membeli’ surga. “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang mengembara (demi ilmu dan agama), yang ruku’, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin (QS at-Taubah[9]:111-112).

Taubat dalam ayat terebut disejajarkan dengan jihad, ruku’, sujud, ibadah dan amar ma’ruf nahi munkar. Ayat ini merupakan salah satu bukti bahwa taubat menduduki maqam yang tinggi di sisiNya.  Allah juga berfirman, “Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun,” (QS Maryam [19]:60)

Keempat, didoakan oleh malaikat. Salah satu doa yang tidak tertolak adalah doa orang sholih dan doa malaikat. Dimana makhluk yang terbuat dari cahaya ini tidak pernah durhaka kepada Allah. Karena tingginya derajat orang yang bertaubat, malaikat yang suci  pun mendoakan mereka, “(Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): ‘Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala,’”(QS al- Mu’miin [40]:7)

Kelima, menjadi kekasih Allah. Menjadi orang yang dikasihi oleh Sang Pencipta adalah anugerah yang sangat luar biasa. Jika Allah sudah mencintai seorang hamba, maka Dia akan menggerakkan seluruh penghuni langit dan bumi untuk turut serta mencintai hamba tersebut.

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”(QS al-Baqarah [2]:122). Orang yang bertaubat didahulukan dari orang yang bersuci. Karena taubat merupakan sarana untuk mensucikan fisik, fikiran juga jiwa dari kesalahan dan dosa.

Dalam sebuah hadits riwayat Imam ad-Dailami, Rasul berpesan, “Tiada sesuatu yang lebih disukai Allah daripada seorang pemuda yang bertaubat.”

Semoga kita bisa menjadi bagian dari orang-orang yang dicintai Allah dan dicukupi semua kebutuhannya dengan membiasakan bertaubat. Meminta ampun kepada Allah atas semua kesalahan yang kita kerjakan. Jika taubat sudah menjadi budaya di negeri ini, insya Allah Indonesia akan bangkit dan menguasai dunia. Semoga. Aamiin.

Dimuat di : Fimadani