7 Rahasia Pengundang Pertolongan Allah

Bersama Dakwah

Bersama Dakwah

Judul                           : 7 Rahasia Pengundang Pertolongan Allah

Penulis                         : Fadlan Al-Ikhwani

Penerbit                       : ProYou – Yogyakarta

Tebal                           : 184 Halaman ; 14×20 cm

Cetakan                       : I, 2012

ISBN                           : 978-602-8940-14-6

Manusia adalah makhluk yang lemah. Allah Mahakuat dan Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan bagi seorang manusia kecuali karena Allah berkehendak. Sebab lemahnya itu, maka manusia teramat berhajat akan pertolongan dari Allah Yang Maha Menolong. Pertolongan Allah kepada seorang hamba adalah pangkal kemudahan dan kesuksesan. Sebaliknya, ketiadaan pertolongan Allah adalah pangkal musibah dan keterjerumusan.

Allah Maha Menolong. Pertolongan-Nya bisa dipanggil dan diundang dengan cara atau amal yang telah ditentukan-Nya. Sebab Dia Maha Mengurusi seluruh makhluk-Nya. Dia memenuhi seluruh kebutuhan hamba-Nya.

Sedikitnya, ada tujuh amalan yang bisa mengundang Pertolongan Allah. Tujuh amalan ini telah digaransi oleh al-Qur’an dan dibuktikan kemujarabannya oleh para Nabi dan Rasul panutan umat ini. Semuanya bisa dipraktekan sehingga pertolongan itu benar-benar mewujud dalam kehidupan seorang hamba.

Zikir dan doa adalah amalan pertama yang bisa mengundang Pertolongan-Nya. Keduanya bisa berasal dari al-Qur’an maupun sunnah Rasul-Nya. Zikir adalah sarana untuk mengingat Allah. Dengannya, Allah akan mengingat hamba yang berzikir itu. Kemudian namanya disebut-sebut dalam majlis malaikat di sisi-Nya. Doa merupakan senjata utama orang mukmin, pencegah datangnya musibah, mengubah takdir buruk, menenangkan hati, mengunduh pahala dan aneka keutamaan lainnya.

Amalan kedua adalah melazimkan istighfar. Sebagaimana difahami, istighfar merupakan sarana meminta ampun kepada Allah atas kesalahan dan dosa yang dilakukan seorang hamba. Siapa yang melazimkan istighfar, maka akan diberikan kepadanya rezeki yang melimpah ruah-tiada habisnya. Amalan ini merupakan solusi atas setiap masalah yang ada. Melazimkan istighfar juga bisa membuat seseorang terhidar dari dosa lisan. Melazimkan berarti menghiasi diri dengannya sepanjang waktu. Di pagi, siang, sore, malam dan sepanjang hari. Ketika berbaring, duduk, berdiri, berjalan dan di setiap aktivitas.

Selanjutnya adalah sabar dan shalat. Dua hal ini telah digaransi langsung oleh Allah melalui firman-Nya dalam surah al-Baqarah. Siapa yang sabar, maka Allah bersamanya. Siapa yang mendirikan shalat, maka dia membersihkan dirinya dari dosa. Dia juga menghubungkan dirinya yang lemah kepada Allah Yang Mahakuat. Shalat adalah mi’rojnya orang beriman.

Kedua amalan ini berat dilakukan, kecuali bagi orang yang khusyu’. Yakni orang yang yakin akan pertemuan dengan Rabbnya dan meyakini bahwa dia akan kembali kepada-Nya.

Amalan keempat yang bisa mengundang pertolongan Allah adalah dengan menolong agama-Nya. Siapa yang menolong agama-Nya, maka Dia akan menolong dan meneguhkan pijakannya. Amalan ini erat kaitannya dengan berjuang di segala lini. Khususnya jihad fi sabilillah. Siapa yang berjuang kemudian mati dalam keadaan syahid, maka surga menjadi jaminan baginya.

Selain amalan-amalan langit itu, pertolongan Allah juga bisa diundang dengan cara peduli kepada sesama. Baik kepada keluarga, sahabat, masyarakat, kaum miskin yang membutuhkan atau yang memang memiliki hak atas diri seorang hamba.

Mereka yang peduli kepada sesama akan mendapat pahala ganda di dunia dan akhirat. Di dunia berupa kemudahan hidup, mendapat pertolongan balasan dari sesama, dan dimuliakan oleh sesama sebab akhlak dan kemanfaatannya. Sedangkan di akhirat, setiap amalnya akan diganjari dengan pahala terbaik.

Dua amalan terakhir yang bisa mengundang pertolongan Allah adalah memelihara takwa dan tawakkal kepada Allah. Takwa bisa menjadi sebab diberikannya jalan keluar dari Allah atas setiap persoalan. Sedangkan tawakkal membuat seseorang dicukupi kebutuhannya oleh Allah Sang Mahakuasa.

Di dalam buku ini, ketujuh rahasia mengundang pertolongan Allah dikupas tuntas dengan dalil yang kuat dari al-Qur’an, disempurnakan dengan apa yang ada dalam sunnah Nabi. Di akhir buku juga disebutkan tentang bukti pertolongan Allah melalui kisah. Dilanjutkan dengan sepuluh cara yang bisa ditempuh untuk mempercepat datangnya pertolongan Allah. Selamat membaca dan mengundang Pertolongan-Nya.

Dimuat di: Bersama Dakwah

Yang Beribadah Jauh Lebih Baik

 

Bagaimanapun, mereka yang beribadah jauh lebih baik daripada mereka yang enggan, bermalas-malasan ataupun banyak beralasan.

Mereka yang lemas karena puasa, tentu jauh lebih baik dibanding mereka yang tidak puasa namun lemas juga. Meskipun, yang berpuasa dan bersemangat jauh lebih baik.

Mereka yang mengantuk lantaran malamnya tahajud, adalah jauh lebih baik dari pada mereka yang siangnya mengantuk lantaran begadang dalam kesia-siaan. Tentunya, mereka yang malamnya tahajud dan siangnya tidak mengantuk bahkan bersemangat layaknya singa adalah yang terbaik dibanding keduanya.

Mereka yang miskin namun rajin memberi, bersedekah, adalah jauh lebih baik jika dibandingkan dengan mereka yang papa dan tak suka memberi. Apapun alasan keengganan mereka dalam berbagi. Tentu, akan jauh lebih baik jika mereka adalah golongan kaya raya yang sangat menyukai berbagi rejeki.

Mereka yang menulis, meski ilmu dan pendidikan formalnya terbatas, adalah lebih baik jika disandingkan dengan mereka yang tak bersekolah, malas belajar dan tidak pernah menulis. Tentu, yang rajin belajar, rajin bersekolah formal dan menulis adalah jauh lebih baik dari keduanya. Apalagi belajar dan menulisnya diniatkan untuk dakwah, meninggikan kalimat Allah.

Maka bagaimanapun, mereka yang beribadah jauh lebih baik dibanding mereka yang enggan, bermalas-malasan ataupun banyak alasan.

Hidup untuk Bahagia

Ada yang bilang, bahwa kita hidup bukan untuk bahagia. Tapi bagi saya, karena kita hidup maka kita bahagia.

Kita bahagia karena dipilih oleh Allah untuk diberi nikmat kehidupan. Padahal ada banyak jutaan sel sperma. Dan hanya satu yang berhasil membuahi sel telur. Dan itulah kita. Maka karena itu, kita bahagia. Bahagia karena diberi kesempatan untuk hidup.

Setelah diberi kesempatan untuk hidup itu, maka kita diberi tugas untuk ibadah. Bidangnya sangat luas. Aktivitasnya juga sangat banyak. Dan karena kita diberi tugas untuk beribadah itulah, kita bertambah bahagia.

Apalagi jika kita berhasil melaksanakan tugas itu sesuai batas kemampuan terbaik kita. Maka dengan itu, kita akan bertambah bahagia lagi.

Selanjutnya, dalam kerangka ibadah itu pula, Allah menugaskan kita untuk memakmurkan bumi. Meninggikan kalimahNya. Melakukan kerja-kerja dakwah. Menyeru yang baik dan menolak yang munkar. Dan jika berhasil melaksanakan tugas ini, maka mau tidak mau, suka tidak suka, Allah akan membuat kita semakin bahagia. Lagi dan lagi.

Lihatlah Sang Nabi, betapakah beliau ini bahagia lantaran dakwah? Meskipun dicaci, dicela, diusir bahkan disakiti secara fisik. Begitupun dengan para sahabat beliau. Bahkan kebahagiaan tertinggi yang mereka inginkan terjadi manakala mereka harus mempersembahkan satu-satunya nyawa untuk meninggikan kalimat Allah dimuka bumi. Maka dengan itulah, mereka bahagia.

Maka hidup adalah perjuangan menggapai bahagia. Bagahia yang disyari’atkan, bahagia yang telah dijanjikan bagi siapa yang berjuang untukNya.

Dan merugilah mereka yang hidup namun tidak merasa atau mendapat bahagia. Apalagi, ada ribuan cara yang bisa menjadi sarana dan sumber kebahagiaan. Selamat merayakan hidup dalam kebahagiaan Ilahiyah.

Nasehat Bijak Penyegar Iman

SHAID AL-KHATIR

 

Inilah karya yang melambungkan nama Ibnul Jauzi rahimahullah. Buku ini berisikan kumpulan renungan yang mendalam, ide yang unik dan catatan yang brilian. Buku ini membicarakan pengalaman pribadi Ibnul Jauzi, sudut pandangnya terhadap alam semesta, kehidupan dan para pelakunya serta renungan-renungannya tentang kehidupan nyata.

Dalam buku ini penulis mempersembahkan nasihat-nasihat berharga lewat pengalaman-pengalaman pribadinya dalam seluruh jenis hubungan sosialnya. Beberapa bahasan dalam buku ini antara lain: Cara Berhubungan dengan Penguasa, Memikirkan Akhir Kehidupan, Diet Jiwa, Manfaat dan Fungsi Menikah, Jebakan-Jebakan Duniawi, Kelezatan Bermunajat, Manfaat Umur Panjang, Menghindari Perbuatan yang Memberatkan, Bahaya Terlalu Percaya pada Orang Lain, dan banyak bahasan penting lagi menarik lainnya.

Dalam buku ini Ibnul Jauzi berbicara dengan gaya bahaya lugas dan menawan, dengan menghimpun bahasa akal dan bahasa rasa. Penulis juga memperkuatnya dengan argumentasi yang kuat dan dalil yang kokoh. Sehingga, setiap nasihat dan renungan penulis menjadi penawar dahaga di tengah banjir hawa nafsu dan kemarau iman. ( Proumedia )

Penulis : Al Imam Ibnu al-Jauzi
Harga   : 80rb, diskon jadi 68rb
Pesan    : Sms ke 085773291640 ( Pirman )

Selamat Hari Raya Jum’at

novimadiun.blogspot.com

novimadiun.blogspot.com

Jum’at itu maknanya berkumpul. Dalam salah satu literatur yang pernah saya lahap, hari jum’at merupakan hari diciptakannya manusia. Dan manusia, terdiri dari banyak sel, organ, sistem organ, dan seterusnya.

Berkumpul pada hari Jum’at ada kaitannya pula dengan berkumpulnya umat islam yang mukim, laki-laki, mampu, mukallaf untuk melaksanakan shalat Jum’at berjama’ah di masjid terdekat. Dalam pembahasan yang lebih lanjut, upayakan agar pada hari itu bukan hanya berkumpul secara fisik. Melainkan rasakanlah bahwa pada hari itu, ruh orang-orang beriman juga berkumpul dalam satu kalimat : taqwa kepada Allah.

Selain berkumpulnya fisik dan ruh orang beriman, pada hari itu berkumpul pula amalan-amalan sunnah. Ada perintah untuk perbanyak istighfar, tasbih, sholawat, dan dzikrullah lainnya. Bahkan, sangat dianjurkan untuk membaca surah al-Kahfi. Dimana surah teersebut mempunyai jutaan ibrah dan jaminan pembebasan dari fitnah Dajjal.

Jika misalnya saja kita mendawamkan istighfar pada sepanjang Jum’at itu, maka insya Allah ampunan, rahmat dan berkahNya akan kita unduh. Jika misalnya tasbih yang kita utamakan, maka kita telah diganjar dengan banyaknya tanaman surga sejumlah tasbih yang kita dzikirkan. Dan jika kita memilih bersholawat saja, maka Allah akan membalas sholawat kita sepuluh kali lipat dibanding sholawat yang kita haturkan untuk Sang Nabi Teladan.

Dan mereka yang memprioritaskan al-Kahfi pada hari itu, kelak akan disirami dengan cahaya sampai jum’at berikutnya. Dalam sebuah hadits juga disebutkan, bahwa Jum’at yang satu menuju Jum’at yang lain adalah ampunan selama dalam kurun waktu dua Jum’at tersebut tidak dilakukan dosa besar.

Sehingga merugilah mereka yang melalui Jum’at tanpa amalan sunnah unggulan apapun.

Mari niatkan untuk melalui Jum’at dan hari lain dengan amal sholih yang disunnahkan dan diniatkan hanya UntukNya. Sehingga kita masuk dalam golongan-golongan yang disebut  dalam akhir surah al-Kahfi. Yaitu golongan yang akan menemui Allah dengan perbanyak amal sholih dan tidak menduakan Dia dengan selainNya.

Selamat berhari raya Jum’at.

Nikmatnya Meminta Maaf

556940_194530214004540_835678254_n

Salah itu manusiawi. Kalau diingatkan, harus berterima kasih dan secara jantan meminta maaf. Maka yang menjadi masalah besar adalah ketika mencari pembenaran atas kesalahan-kesalahan tersebut dan tidak meminta maaf secera jantan.

Konsep ini, berlaku kepada manusia dan juga kepada Allah. Karena hampir tiap hari kita melakukan salah (dosa) kepada Allah, maka Nabi mencontohkan agar kita meminta maaf, istighfar minimal 70 atau 100 kali dalam sekali duduk. Jika nabi yang tak punya salah saja sebanyak itu, maka takarlah berapa banyak kita harus meminta ampun setiap hari atas sekian banyak dosa yang kita lakukan.

Dan, buktikan permintaan maaf kita dengan perbanyak amal sholih sesuai sunnah Nabi dan hanya untuk Allah.

Astaghfirullahal ‘Adhiim…

Mengeja Sabar

himasal.lirboyo.net

himasal.lirboyo.net

 

Sabar merupakan kata sifat yang paling sering disebut dalam Qur’an. Prosesnya panjang dan rumit. Sabar dalam sebuah hadits dikatakan sebagai perkara yang adanya di awal. Ia juga tidak mempunyai batas sebagaimana dikatakan oleh sebagian orang bahwa ia berbatas. Sabar itu, awalnya pahit, susah bahkan mungkin membosankan. Namun, sabar tidak menghasilkan apapun kecuali suka cita, kesuksesan dan akhir yang membahagiakan. Ini merupakan ketentuan Allah. Bahwa sesuatu yang susah dilaksanakan atau didapatkan, pastilah mengandung manfaat yang sangat besar.

Sabar juga merupakan kunci dari satu kata : sukses. Dimensinya bisa sangat luas : dunia dan akhirat. Banyak yang mengetahui ini, tapi teramat jarang yang mempraktekannya. Semoga kita termasuk golongan yang sedikit itu, sebagaimana hal itu menjadi doa dari salah satu sahabat pilihan Rasulullah.

Sabar terbagi ke dalam banyak cabang. Sabar dalam taat, sabar untuk tidak maksiat, sabar dalam musibah. Begitupun, sabar dalam berproses. Termasuk di dalamnya, sebagaimana kata nabi, bahwa puasa merupakan setengah kesabaran.

Sabar bisa ditempuh dengan banyak cara. Maka dari hal ini, satu hal yang bisa ditarik kesimpulan adalah mereka yang mempunyai kesabaran terbaik adalah mereka yang sadar akan manfaat dan sangat mengetahui adanya balasan atas kesabarannya. Iya, ini bukan perkara niat mendapat balasan. Karena mereka sadar, bahwa semua pasti dihitung. Karena Allah memang tidak mungkin membuat sia-sia apa yang diamalkan oleh seorang hamba.

Dari hal ini bisa pula bisa dipahami bahwa kesabaran yang dimiliki oleh nabi dan para sahabatnya, karena mereka mengetahui betapa mulianya sabar itu dan betapa besarnya ‘imbalan’ yang akan diberikan bagi siapa saja yang bersabar.

Hal ini bisa kita dapati pula pada kedua orang tua kita -atau salah satunya, jika salah satunya telah berpulang- bahwa ibu dengan sabar mengandung kita, kemudian bersama ayah, mereka merawat, membesarkan dan mengantarkan kita ke dalam pintu gerbang kesuksesan dan akhirnya mengantarkan kita memasuki ‘rumah’ sukses. Tidak lain dan tidak bukan karena mereka menghendaki kebaikan yang banyak atas diri kita. Agar kita -anak-anaknya- bisa berguna bagi agama, masyarakat, bangsa dan juga negeri ini.

Andai kita bisa bersabar dengan baik, maka sukses -dunia dan akhirat- hanya soal waktu, hanya soal konsekuensi. Ia adalah keniscayaan yang akan diberikan jika syaratnya terpenuhi.

Yang harus diingat dengan baik. Bahwa sabar bukan menunggu, melainkan menjemput. Sabar bukan pula duduk sembari melamun, melainkan bergerak dan terus bergerak. Karena air yang mengenang, merupakan satu dari sekian banyaknya sumber berbagai macam penyakit.

Hal lain yang penting pula, sukses bisa saja ditunda pemberiannya. Bukan di dunia, melainkan di akhirat. Karena dunia memang fana dan akhirat kekal adanya. Tentu, harus disepakati bahwa suksesnya seseorang di dunia harus dijadikan jembatan untuk sukses di akhirat. Dan, jangan sampai tema ‘penundaan kesuksesan’ ini dijadikan pembenaran atas kegagalan yang dialami.

Hikmah Silaturahim

sil2

 

Sabtu kemarin bertemu dengan salah satu Ustadz Keren. Di Masjid. Akhirnya beliau memberi saya tumpangan. Naik motor. Di tengah jalan, beliau minta gantian. Saya pun memboncengkan beliau. Biasanya, beliau memberi tumpangan ke saya di Toyota Avanza Hitamnya. Kamipun menuju Pesantren beliau. Di tengah jalan, beliau minta berhenti di Warung Es Kelapa Muda. Di sepanjang perjalanan, beliau bercerita banyak hal tentang dakwah, kehidupan dan aneka hikmah lainnya.

Sesampainya di Pesantren, saya ‘diparkirkan’ di ruangan beliau. Suguhannya Es Kelapa Muda rasa Sirsak, bercampur dengan kehangatan ukhuwah yang mencerahkan. Tak lama saya di sana. Karena beliau sibuk. Dan sudah dijadwalkan akan menerima banyak tamu di hari itu.

Ketika hendak pulang, beliau memberikan Sorban Merah Putih kepada saya. Buatan India. Beliau juga menyisipkan selembar warna merah. Kata beliau, “Untuk hadiah, dan ongkos pulang.” Padahal, ongkos pulang cuma dua ribu lima ratus. Tapi beliau berikan ke saya seratus ribu. Alhamdulillah ‘alaa kulli ni’matin wa haalin.

Selepas Isya’ tadi, giliran bertamu ke rumah Ustadz Keren lainnya. Dokter. Ganteng. Sesampainya di rumah, beliau sambut saya dengan hangat. Padahal, baru dua kali ketemu. Saya juga bukan siapa-siapa. Beliau Dokter Spesialis. Keren, kan? Karena beliau sedang buka praktek, saya tak berlama-lama. Satu eksemplar majalahpun saya berikan kepada beliau. Hadiah ceritanya. Pas mau balik, beliau memberikan sebuah buku untuk saya. Buku lama, tapi temanya mantab. Judulnya, “Bisnis Satu Cabang Jihad.” Terbitan Pustaka Al Kautsar tahun 2003.

Ini adalah bukti, bahwa silaturahim, disamping dijanjikan berjuta pahala dan hikmah, ia adalah amal sholih yang bisa memperbanyak rejeki, menolak penyakit dan memanjangkan umur.

Mari budayakan silaturahim …

Kunci Terbukanya Rejeki

556940_194530214004540_835678254_n

Rejeki itu misteri yang terjamin. Dijamin ketika kita masih hidup di dunia ini. Dan habis jaminan setelah kita mati. Meskipun rejeki tetap berlanjut selepas ajal. Berupa nikmat atau siksa. Tapi selepas ajal, lebih kepada akibat. Bukan pemberian murni.

Misteri rejeki, sama misterinya dengan jodoh dan mati. Jika dalam jodoh kita tidak tahu kapan akan menikah dan berpisah dengan pasangan karena cerai ataupun salah satunya mati terlebih dahulu, maka terkait rejeki kita tidak pernah tahu kapan rejeki itu Allah berikan, melalui apa dan berapa jumlahnya. Jika dalam membahas mati kita tidak tahu bagaimana kita kelak menjemput ajal, begitupun dalam rejeki : kita tidak pernah tahu dari arah mana dan bagaimana rejeki itu ‘diantarkan’ kepada kita.

Oleh karena misterinya itu, satu hal yang pasti : Usaha. Menjemput rejeki, melayakkan diri terkait jodoh, dan menyiapkan bekal jika tiba-tiba Izrail bertamu. Jika satu hal ini luput kita upayakan dengan sungguh-sungguh, maka kelak kita akan menyesal.

Menyesal karena jatah rejeki kita disambar ‘ayam’, misalnya. Mesnyesal ketika jodoh tak kunjung bersanding karena tak kunjung melayakkan diri. Atau menyesal lantaran maut menjelang sementara bekal masih ngepas.

Sedikit cerita tentang rejeki dalam bentuk materi. Sebelumnya perlu kita sepakati bahwa rejeki bermakna sangat luas, berupa semua yang Allah berikan kepada kita. Kita sering menyebutnya dengan karunia. Maka sejatinya, bisanya kita bernafas, bergerak, beribadah dan seterusnya adalah bagian dari rejeki yang tidak terbilang. Maka dalam Qur’an dikatakan, “Jika kamu menghitung nikmat Allah, maka kamu tak akan bisa menghitungnya.” Ayat ini, disebut dua kali dalam Qur’an dengan redaksi yang sama persis.

Nah, terkait rejeki ini, masih berhubungan dengan usaha sebagaimana kita bahas di atas, maka dimensi usaha ada dua jenis : ikhtiar dan doa.

Ikhtiar ini mutlak. Jika ikhtiar kita ala kadarnya, rejekipun ala kadarnya. Jangan pula berharap 2 milyar jika nilai ikhtiar kita hanya 200 ribu ruppiah, misalnya.

Ikhtiar ini, bisa dikatrol dengan doa. Doa ini semacam jalan tol. Jalannya bisa beragam : tahajud, dhuha, dzikir, tilawah, dst. Makanya, dalam Qur’an disebut pula, “Wafissama’i rizqukum, wa maa tuu’aduun.” “Dan di langitlah rezeki-rezekimu dan apa yang telah dijanjikan kepadamu.”

Ayat inilah yang membuat seorang maling bertobat lantaran penghuni rumah yang dijadikan target maling sedang tahajud dan membaca ayat ini. Maka maling yang pandai berbahasa arab itu bertanya bingung, “Nah! Rezeki itu adanya di langit. Lalu mengapa saya mencarinya (dengan mencuri) di bumi?”

Maling yang penasaranpun menunggui Tuan Rumah selesai tahajud. Kemudian bertanya tentang maksud ayat tersebut. Singkatnya, yang dimaksud dengan ayat tersebut adalah, “Sebab-sebab dicurahkannya rejeki itu adanya di langit. Meskipun kalian harus tetap mencarinya di bumi.”

Dalam ayat lain juga dijelaskan, surah Thoha. Surah ke-20. Disebutkan, “Wa’mur Ahlaka Bish-sholati wasthobir Alaiha. Nahnu Narzuquk.” Secara bebas, ayat itu bermakna, “Perintahkan keluargamu untuk menjalankan sholat. Kamilah yang akan memberikan rezeki padamu.”

Jadi, perintahkan keluarga untuk sholat, maka rejeki akan tercurah.

Nah, doa inilah yang kelak bisa membuat ikhtiar kita menemukan pintunya. Sehingga rejeki yang diimpikan segera terwujud.

Yang parah, ketika ikhtiar minim, doa dan ibadah juga minim. Masih untung jika golongan ini tetap bermimpi untuk dianugerahi banyak rejeki. Jika kemudian mereka tak mempunyai mimpi, maka celakalah mereka dan kita berlindung dari golongan ini.

Dan yang terakhir, jalani bisnis. Apapun, sekecil apapun, asal halal dan baik. Karena bisnis inilah yang akan membuat rejeki mengalir deras. Bahkan sangat deras.

Dan yang terpenting, yakin akan Kekuasaan Allah, karena itulah pangkal dari segalanya.

Sedikit menguatkan, ada cerita. Kemarin Saya libur. Saya hanya berkutat dengan pekerjaan bujangan : masak sendiri, cuci baju sendiri, dll. 😛 . Diselingi dengan ibadah sampai teler dan baca buku sampai ketiduran. Nah, tak disangka-sangka, menjelang maghrib ada rejeki nomplok, jumlahnya lebih besar 3 kali lipat dari gajian harian kerja saya.

Atas semua itu, Alhamdulillah nampaknya tidak cukup. Sehingga harus terus ditambah dan ditambah rasa syukur itu dengan ketaatan. Dan karena cerita tersebut, dimana kejadiannya sudah terjadi berulangkali, maka lahirlah tulisan sederhana ini. Semoga bermanfaat untuk para pemirsa sekalian.

Semangat senin, semoga puasa dan semua ibadahnya barokah.